hyaaa... rate-nya naik lagi, udah Rate-M nih, yang gak suka baca lime kurang sepet mending dilewat aja. mian, baru pertama kali buat NC, jadinya masih begini deh. baca aja deh, Annyeong!!
0o0
Pagi ini tak terlalu baik. Katakan saja semua couple disini mengalami masalah “Min, kita sarapan diluar saja” kalimat dingin dari Donghae sukses menambah keheningan diantara mereka—siapa yang tidak cemburu saat Yeojachingunya tidur berpelukan dengan namja setaraf Kyuhyun, eh?
Sedangkan Minrin hanya melirik Kyuhyun tajam. Ya, dia tau Youmin memang selalu ‘berkeliaran’ ke tiap kamar dan memeluk seseorang ketika tidur—tapi dia tidak bisa mentorelir saat melihat Kyuhyun –yang bajunya tersingkap hingga dada- memeluk Youmin yang hanya memakai piyama kebesaran untuk menutupi celana super minimnya–perlengkapan untuk menggoda Donghae tadi malam-
Yang lain hanya diam karna atmosfir berbahaya itu. Oke, lupakan Hanneul dan Siwon yang saling melirik dengan wajah memerah juga Ryeowook yang menggigit bibirnya cemas. Hey! Bagaimana jika ada yang tau kejadian semalam? meskipun tak ada yang tau Donghae dan Youmin berpacaran kecuali Minrin, semua tau Donghae ‘sedikit’ protective pada ketiga yeoja disana
“yang punya kepentingan lain, keluar” aura prabu Jung Soo mendominasi tempat itu—membuat Donghae menarik Youmin keluar dan Siwon yang memberi kode agar Hanneul juga keluar
Namja-namja disana sedikit melirik saat Ryeowook juga keluar—hanya sebentar karna perhatian mereka jatuh pada Minrin dan Kyuhyun yang tengah menyantap sarapan mereka dalam tenang “Lanjutkan makan kalian” kata Leeteuk pelan sebelum bangkit dari kursinya
“Kyuhyun, Minrin” kedua manusia itu hanya menggumam tanpa menoleh, membuat Leeteuk menghela nafas lelah—sangat lelah untuk cemburu dan hanya melihat “kalian yang membersihkan piring hari ini” Ucapnya sebelum benar-benar keluar dari ruang makan.
0o0
Minrin menghisap darah Kyuhyun yang keluar lumayan banyak—namja itu tak bisa fokus dan terkena pecahan piring yang ia jatuhkan “Bodoh” ucap Minrin datar setelah menempelkan plester di jari telunjuk Kyuhyun
Namja itu tak terlalu memperdulikannya, mata obsidiannya tertumbuk pada bibir merona yang sedikit terkena bercak darahnya. Sepertinya Kyuhyun harus mengunjungi dokter pribadinya—Bagaimana bisa dia merasa Bibir Minrin terlihat makin menggoda setiap harinya, eh? “Mianhae”
Yeoja itu tersenyum lembut—mulai sadar kalau tidur Kyuhyun memang berantakan dan Youmin sudah punya Donghae “kau namjachinguku, bukan?” Kyuhyun menjilat bibir yeoja itu seduktif, menghilangkan darah yang tertempel disana “tentu”
“gurae, kau tak pernah mengatakan kau mencintaiku, Cho Kyuhyun” ucapnya dengan mata sayu, yang dibalas Kyuhyun dengan anggukan pelan “karna aku juga tidak mendengarnya darimu, Rinnie-ah” Gotcha, dia tau yeoja itu pasti akan menanyakan hal ini—dan persiapannya pun dia lakukan dari jauh hari. Kyuhyun memang jenius, kan?
“wae?” Namja Cho itu mendekatkan bibirnya pada telinga Minrin, membuat Yeoja itu menegang saat hembusan nafas Kyuhyun mengenai daun telinganya “aku tak pernah yakin kau mencintaiku” perlahan, Kyuhyun mengeluarkan lidahnya, menjilat pelan telinga Minrin “eghh” Yeoja itu menahan desahannya saat lidah Kyuhyun menggelitik liang telinganya.
“a-arasso” perlahan Kyuhyun menarik dirinya, menatap lembut wajah yeoja yang merona entah karna malu—atau horny, eh? “gomawo” ucap namja itu sebelum mendekatkan wajahnya. Reflek, Minrin memejamkan matanya. Merasakan bibirnya ditekan lembut bibir tebal sexy milik namjachingunya itu
genggaman tangannya pada ujung baju Kyuhyun mengerat saat namja itu mulai melumat lembut bibir bawahnya—well, dia tak mungkin menyiakan kesempatan untuk ikut menghisap bibir atas kyuhyun, kan?
cukup lama hingga lidah Kyuhyun mulai menjilat bibir bawahnya—seakan meminta izin untuk memasuki gua hangat miliknya “Kyuhh~” sangat jelas desahannya pasti lolos. Hey, jemari Kyuhyun mulai mengelus tengkuknya hingga turun kebagian punggungnya! Diperlakukan seperti itu, Yeoja mana yang tidak mendesah, eh?
“Eugh~” rasanya seperti bermimpi saat lidah terlatih Kyuhyun menggelitik langit-langit mulutnya— “Kyuhy—eh?” paling tidak sampai pengganggu datang.
Keduanya langsung memisahkan diri melihat uri leader mematung didepan pintu “waeyo, hyung?” oke—Lupakan wajah masam Leeteuk, karna dua orang itu tidak akan mengakui kalau mereka pernah melihatnya “Kyu, bisa temani aku berbelanja?” kata Leeteuk pelan
“aku ada jadwal sebentar lagi. Rin tolong ya?” sahut Kyuhyun langsung keluar, meninggalkan Minrin yang memandang kuku jarinya. Benarkah jemari itu lebih indah dari makhluk didepannya, eh? “Rin-Ah, mau?”
Minrin tersenyum sekilas, dalam sekali tarik, yeoja itu langsung membuat Leeteuk jatuh menimpanya -yang kini juga jatuh terbaring- “R-rin?” panic? Tentu saja. Mana mungkin dia bisa santai saat kulit bahunya terasa basah?—ah, lututnya terasa perih saat menghantam marmer “mianhae” ujar Minrin dengan suara bergetar. Membuat Leeteuk bingung dengan apa yang memenuhi fikiran Yeoja itu
“Uljima, Gwencana chagiya” kata Leeteuk membuat hatinya seakan mencelos mendengar perkataan namja yang kini mengusap kepalanya pelan. Entahlah, tapi—Minrin merasa ada yang salah saat namja itu melihatnya dengan namja lain -namjachingunya- “Mianhae, Oppa. Jeongmal mianhaeyo” Namja mana yang bisa marah saat orang yang dicintainya seperti ini? jika ada, Namja itu pasti bukan Park Jungsoo
Leeteuk merenggangkan pelukannya perlahan, mengecup kedua mata yang terpejam meski masih mengeluarkan Kristal bening-nya “aku tak suka melihatmu menangis” Kecupannya berlanjut kehidung Minrin “aku tak mau melihatnya memerah karna menangis” ditekan bibirnya pada bibir merona milik yeoja itu. Lama, seakan dapat menghentikan isak tangis yang sesekali lolos dari bibir yang menjadi candu harinya
Oh—jangan salahkan dia saat otaknya tiba-tiba saja mengulang adegan saat yeoja itu membalas pangutan Kyuhyun. Sadar atau tidak Leeteuk mulai menggigit pelan bibir Minrin, mengekplor setiap inci mulut yeoja yang baru tadi pagi ia rasakan –dan baru saja dijelajah orang lain- “h-hiks-euh…” Dia benci. Benci saat yeoja itu menangis. Saat bibir itu bersentuhan dengan namja yang bukan dirinya. Membuatnya tanpa sadar menghisap lidah Yeoja yang sesekali membelit lidahnya
Well—Leeteuk tak sadar, Minrin menyukai hal itu. Menyukai sensasi saat lidah namja itu mengaduk salivanya—menyukai saat bibir pertama yang memberitahunya tentang sensasi yang dirasakan Youmin saat melakukannya dengan Donghae. sensasi yang berbeda dengan yang diberikan Kyuhyun padanya.
Memabukkan dan membuatnya kecanduan.
Katakan ia bodoh atau apapun—yeoja itu suka sekali tertidur, karna apapun mimpinya—hal terakhir yang menutup mimpi itu adalah sesuatu yang indah seperti saat ini. persetan dengan apapun, yang dia inginkan adalah ciuman hangat dari Leeteuk seperti yang ia rasakan dalam setiap mimpinya—membuatnya tak pernah ingin tidur dikamar lain selain kamar namja yang menjadi Leader di Dorm itu
Apa mimpi bisa sejelas kenyataan? Atau sesuatu mengganjal otaknya hingga tak pernah sadar hal itu memang nyata?—sekali lagi ia tak peduli. Minrin memiringkan wajahnya agar daging tak bertulang itu lebih dalam menggapai dirinya. Lupakan ia hanya memakai kemeja tipis Leeteuk yang diambilnya secara acak tadi pagi—apalagi memikirkan mereka masih berada didapur saat ini. Dengan pintu yang terbuka lebar—
Menampilkan sosok Haneul yang didekap erat Siwon agar tak melihat saat tangan Leeteuk mulai membelai lembut perut Minrin. Well—sebagai calon adik ipar yang baik, Siwon melemparkan Phonecellnya untuk menyadarkan namja yang sangat kurang tempat hingga bertindak seperti itu didapur yang bisa siapa saja melihatnya
Merasa ada sesuatu yang mengenai punggungnya, Leeteuk melepas pangutan bibir mereka—dan menarik tangannya secara perlahan. Menatap dua manusia didepannya cemas. Well—itu tidak lama karna ia segera memeluk Minrin agar yeoja itu tidak melihat Hanneul ataupun Siwon yang juga berpelukan
Namja itu mengibaskan tangannya agar Siwon membawa manusia polos yang sudah terkontaminasi itu menjauh. Well—yeodongsaeng-nya memang belum cukup dewasa secara pemikiran, tapi setidaknya yeoja itu tau akan apa yang dirasakannya. Cinta harus diperjuangkan meski melepaskan harus menjadi yang terakhir dilakukan.
Katakan dia gila atau idiot—Tapi dia memang tak bisa melepaskan Yeoja yang kini terlelap karna kelelahan itu begitu saja. Ya. Hal itu membuatnya sakit. Tapi mencintainya adalah sebuah pilihan yang tak mungkin dia lewatkan “saranghae”
Err… sepertinya Leeteuk akan berbelanja sendirian minggu ini, ne?
0o0
Namja itu melempar PSP-nya kesembarang tempat. Dia Pasti gila—tak mungkin dia melihat tokoh gundam dalam PSP-nya sebagai yeoja gila yang selalu mencuri ciuman -kecupan- nya tanpa kenal waktu apalagi tempat “PSP-ku pasti rusak” sangkalnya
Namja itu mengacak rambut ikalnya, dan segera keluar—mencari seseorang yang bisa diajak bicara “Minnie!!” namja itu memeluk Youmin yang memang ingin masuk ke-kamarnya, membuat Yeoja itu kelabakan karna Donghae yang sedang berdiri dibelakangnya sudah berdehem tak terima. Aish, mereka baru saja berbaikkan, kan?
Well—Siapapun yang melihat mereka pasti beranggapan kedua orang ini habis melakukan yang 'iya-iya'. Youmin yang basah kuyup menampilkan lekuk tubuh yeoja yang hanya memakai kemeja putih nan tipis dipeluk Kyuhyun yang topless dengan boxer pendek yang sedikit kedodoran. Dan dengan rambut yang berantakan itu -jika tidak ada Donghae disana- siapa yang bisa memastikan reaksi Leeteuk akan hal ini?
Yah, diluar memang hujan dan pasangan itu baru saja mencari tempat untuk bermesraan “Aku harus ganti baju, pabo” Kyuhyun melonggarkan sedikit pelukannya tanpa sedikitpun punya niat untuk melepaskannya “kau memintaku untuk menggantikannya, Min?”
PLAK!
Donghae—ah, tidak. Youmin lebih dulu menggeplak kepala magnae yang sepertinya sudah konslet itu “install dulu otakmu, Cho Kyuhyun. ah, Henry Oppa dan Zhoumi Oppa akan datang sebentar lagi” Kyuhyun cemberut tingkat akut. Yeoja ini memang tak pernah sopan pada yang lebih tua—err.. maksudnya tidak pernah sopan padanya.
“kau bahkan memanggil si-Mochi basi itu dengan Oppa, aku lebih tua darinya, paboya-Min” sahut Kyuhyun menyentil dahi yeoja yang kini memasang wajah masamnya “wajahmu bahkan lebih tua dari Teukkie Umma, Kyu. Dan Donghae oppa, hentikan tanganmu atau kupatahkan sekarang juga” katanya datar saat tangan jahil Donghae sudah merambat masuk kedalam kemeja-nya—aish, jika mereka hanya berdua yeoja itu tidak akan segan-segan menyerang Donghae duluan
Setelah mendorong makhluk yang menghalangi jalannya, Youmin langsung masuk kekamar Kyuhyun. Mencari kaos yang dirasanya bisa menghangatkan tubuh. Sepertinya yeoja itu flu, ne?
“eh?—emmph” yeoja itu menahan tawanya. Bagaimana tidak? Dia melihat kumpulan vibrator dilemari paling bawah seorang CHO KYUHYUN! Aish, Donghae yang kelewat pervert saja belum pernah melakukan hal ‘itu’ dengannya. Ah~ tapi sepertinya ‘mainan’ itu masih baru—menaruh kamera dikamar uri magnae sepertinya boleh juga…
“YA! Pakai pakaianmu sendiri, Min” wajahnya memerah, uh? “Kyunnie chagi, kau merencanakan apa untuk yeojachingumu itu, eh?” tanya Youmin dengan senyum mengejek—sebenarnya untuk menghindar dari tuduhan Kyuhyun yang memang nyata bahwa ia lebih suka memakai baju para namja disana daripada bajunya sendiri. Entahlah—lebih nyaman memakai pakaian mereka daripada pakaiannya sendiri yang bahkan sudah 3 bulan ini belum disentuh lagi
“n-nae—” kalimat terbata Kyuhyun langsung dipotong yeoja itu “ne,ne. lakukan semaumu, tapi ingat masa suburnya, ne Kyuggie?” setelah mengambil baju yang dirasanya hangat dan tentu saja cukup lebar untuk menggoda kekasih pervert nanggung-nya itu, Youmin keluar meninggalkan Kyuhyun yang lagi-lagi mengacak rambutnya frustasi. Haah~ indahnya dunia saat melihat ada sextoys didalam dorm, kapan Donghae akan sadar kalau dia sudah cukup dewasa untuk ‘dimasuki’, ya?
Sambil tebar pesona pada Heebum, dan pastinya ddangko brother yang ditinggal sang ‘Appa’ Yesung tercinta, Youmin mencoba cara kurang kerjaan membuat keringat. Apa lagi kalau bukan meminjam kaset biru pada sang pastur gagal?
Tapi keinginan untuk mendobrak pintu dihadapannya sirna saat ia mendengar suara Hanneul yang pastinya membuat Siwon kelabakan “apa NC-an itu enak, Oppa?” Oke—katakanlah ini keberuntungan Youmin karna pintu kamar itu tak tertutup sempurna “eh? Eum… n-ne” benar bukan?
Yeoja itu sungguh menahan tawanya saat Haneul mulai menggoyangkan tangan Siwon, sambil memasang tampang antusias –yang terlihat sangat bodoh- “ayo kita lakukan, Oppa. Lagipula kan sekarang dingin” yah—salah sendiri namja itu mengatakan NC sebagai not cool. Meskipun benar, yeoja semacam Haneul tak akan berfikir yang ‘iya-iya’ dong pastinya~
“tapi itu sakit, Hannie baby” ucap Siwon dengan muka semelas mungkin. Ayolah, jika yeoja itu memasang Kitty Eyes-nya, mana bisa ia menolak. Apalagi untuk bercinta?—Hell, ini adalah impiannya untuk menyetubuhi Yeoja yang sangat dicintainya itu
“chagiya, dengarkan aku” Siwon mengecup sekilas bibir yeojachingu sepihak-nya itu, ia menatap inters bola mata Hanneul seakan memberinya pengertian “aku tidak mau kau terluka, Chagi” ucapnya sambil memajukan wajahnya
Dengan cepat Hanneul menutup matanya. Ah, dia tau ini. Siwon pernah melakukan hal ini, sebuah ciuman dengan lidah yang saling mengait “Oppa, Jebal~” katanya setelah ciuman lembut Siwon selesai, ia mengecup sekilas bibir Siwon saat namja itu mulai menggerakkan fokusnya bingung
“baiklah, tapi berjanjilah tidak akan minta berhenti sebelum selesai, yakso’?” Haneul tersenyum lebar dan mengangguk lucu membuat Siwon kembali menerjang bibir yang sedikit merah karna lumatannya. -Dan Youmin yang sudah siap dengan kamera-nya-
Bibir joker itu turun keleher jenjang yeoja yang kini hanya bisa memejamkan matanya “Oppa, kenapa kau menggigit leherku?” ucapnya sambil mengerjapkan matanya—aish bibir yang terpout itu menaikkan libido seorang Choi Siwon. Namja itu mengarahkan bibirnya ketelinga Hanneul, berbisik dengan suara berat meninggalkan kesan sexy jika didengar yeoja normal “hanya diam, dan nikmati, chagi”
Didepan sana Youmin menggeram kecil. ‘Aish… berhentilah bertanya dan mendesah yang kuat, baboya-Hanneul’.
perlahan lidah terlatih itu menjilat daun telinga Hanneul, mengulumnya berharap yeoja itu akan terangsang—ah, tak perlu lagi ditanyakan bagaimana dengan Siwon. Gundukan diantara pahanya sudah bisa menggambarkan imajinasi, kan? “Oph-pa~”—oh yeah, yeoja itu merajuk saat jari-jari panjang Siwon mulai meremas payudara kirinya, sementara tangan kanannya menelusup kedalam bajunya, mengelus pelan punggung polos lawan mainnya
Desahan Haneul mulai membuat tubuh Siwon bereaksi cepat, namja itu menghentikan tangannya dan mulai melepaskan kancing baju Haneul dan Bra-nya dengan cepat—membuat yeoja itu kehilangan untuk beberapa detik, karna setelah itu ia merasa sesuatu yang lembab dan basah mengitari nipple-nya “ssshh… Wonnieeh Ohh Oppahh”
Siwon tersenyum kecil dalam pekerjaannya, tangannya mengelus pinggang hanneul hingga bertemu dengan pengait celana yeoja itu. tak perlu dijelaskan bagaimana cara ia membuka celana haneul sekalian dengan underwarenya, kan?
Perlahan jemari panjangnya mengelus permukaan vagina Hanneul, menekan-nekan klitorisnya dan memilin benda itu hingga memerah—merasa dua bongkahan itu terlalu lama dimanjakannya Siwon menurunkan kepalanya hingga berada diselangkangan Hanneul, mengecupnya beberapa kali membuat yeoja itu mendesah lagi “sshh.. ash…”
Mendengar itu Siwon meraup klitoris yeoja yang kini hanya mampu mendongak menampung nikmat, ia menghisapnya kuat sesekali menggigit kecil benda menggemaskan itu—ah, sepertinya ‘BabySiwon’ sudah tidak bisa diajak kompromi. Lihat saja Siwon sangat terburu-buru melepaskan sangkar itu memperlihatkan bagian vitalnya yang mengacung tinggi “Oppa, itu hh besar sekali”
Siwon menampilkan senyum mesumnya saat yeoja itu memandangi ‘adik’ nya selepas orgasme. Apa dia tidak kelelahan, eh? “masukkan dalam mulutmu, chagi” yeoja itu memandang siwon bingung sambil menunjuk mulutnya, dibalas dengan anggukan Siwon
“seperti menjilat permen” Yeoja itu mengerti dan kembali memperhatikan junior Siwon “jangan nakal, ne?” ucapnya sebelum mengecup kepala junior siwon, membuat namja itu tak sabar “Kulum, chagi. Palli”
Dengan semangat Hanneul meraup kepala-nya. Siwon yang merasakan sensasi hangat itu-pun mengerang nikmat—well, karna itu dia mendorong kepala Hanneul hingga juniornya menyentuh pangkal tenggorokan Hanneul—seketika yeoja itu melepaskan kulumannya “jahat, kau menyakitiku, tau? Aku potong saja bagian ini, ne Oppa?”
Siwon melotot saat yeoja itu menatap garang juniornya yang mengeluarkan pre-cum “anni, Chagi. ‘dia’ tidak jahat. Coba lagi, ne?” memandang Siwon yang wajahnya memelas -karna menahan orgasme- yeoja itu kembali meraup junior siwon, menaik turunkan-nya serta menjilatnya seperti loli. Rasa asin yang mampir kelidahnya membuat yeoja itu memutar lidahnya diatas pangkal junior Siwon. Seakan menggoda cairan kenikmatan siwon untuk keluar “eughhh…” aish, ternyata Hanneul sudah pintar~
Merasa juniornya berkedut Siwon menarik kepala Hanneul dan menciumnya ganas—err… perhatikan juga jemarinya yang mulai mengelus vagina Hanneul, dalam sekali sentak Ia memasukkan satu jarinya “aghmm!” teriaknya tertahan, karna bibir namja itu membungkam mulutnya
Setelah menunggu beberapa lama, Siwon memasukkan lagi dua jarinya—Ah, sudah pasti yeoja itu berteriak keras karna Siwon telah melepas pangutannya.
Namja itu mengulum payudara Hanneul berharap dapat menghilangkan rasa sakitnya, jemarinya yang bebas digunakan untuk memilin nipple hanneul yang menganggur. Perlahan Siwon menggerakkan ketiga jari-nya, mencari sweetpot yeoja itu—GOTCHA, mungkin mereka memang punya ikatan kuat karna tak perlu waktu lama namja itu berhasil menemukan titik terdalam hole Hanneul “Agh.. Oppa.. enhh nak ahhsshh..”
“mendesahlah chagi, aku ingin mendengar suaramu” ujarnya seduktif ditelinga Hanneul yang mulai memerah, menjilatnya sekilas “ahh.. AGHHH!” teriaknya saat ketiga jari itu sudah tergantikan Junior besar nan panjang milik Siwon
“Appo.. AH.. Oppa, keluarkan Wonnie Oppa” padahal baru setengah masuk, namun rasa hangat dan sempit hole Hanneul membuat Siwon tak lagi mendengarkan kata-kata yeoja itu “ahh so tight, baby” Siwon menghentakkan kejantannya hingga masuk keliang Hanneul yang mengeluarkan darah “sshh, uljima chagi. Aku akan pelan-pelan”
Hanneul mengangguk singkat membuat Siwon menggerakkan pinggulnya, menghujam titik kenikmatan Hanneul yang tadi sempat ditemukannya “ah.. oppa.. ini nikmathh ah…” Siwon menambahkan kecepatan in-out nya membuat payudara yang dipenuhi bercak cintanya itu bergoyang-goyang minta dimanjakan—Well, namja itu langsung meraup-nya tanpa sedikitpun mengurangi ritme tusukannya
“Siwonnie Oppa!!”
“AH, Hannie!!”
Erang mereka saat merasakan orgasme—oke tinggalkan mereka karna sepertinya Siwon akan membuat ronde baru. Didepan pintu sana, wajah Youmin sudah memerah sempurna. Meskipun bukan pertama kalinya ia melihat adegan seperti ini secara LIVE, tapi tetap saja ini terasa berbeda setiap kali ia menontonnya
“Chagiya, berhenti melihat adegan sensoran setiap member” Aish, jangan ingatkan jika ia pernah melihat Youmin juga pernah mengintip Kyuhyun ber-masturbasi, ah Juga Hankyung, Zhoumi, Sungmin dan Eunhyuk—err.. setidaknya itu yang dia ketahui. Inilah akibat punya yeojachingu yang sangat penasaran ‘aku akan membunuh Monyet jelek itu jika Youmin sampai menaruh obat perangsang diminuman-ku’
merasakan lidah Donghae menggelitik liang telinganya yeoja itu lemas. Ah~ Phonecell-nya terjatuh, semoga tombol stop pada benda kotak itu sudah benar-benar ditekannya
“h-Hae-ah~” Tanpa melihat sekeliling yeoja itu langsung membalikkan badannya, menyerang bibir Donghae yang dengan senang hati membalas tingkah agresif kekasihnya—semenjak hubungan mereka menginjak enam bulan yeoja itu selalu meminta lebih atas perlakuannya. Bukankah wajahnya masih terlihat belia, eh?
Tapi mereka tak lebih dari itu. Hanya Deep Kiss tanpa ada making love. Ya, Donghae masih menunggu yeoja itu benar-benar siap dalam versinya –karna menurut Youmin dia sudah sangat siap- “Chagiya, aku ada Syutting. Kau ke-Dorm bawah saja, ne?”
Perkataan Donghae membuat Mood-nya rusak. Apa pakaiannya kurang minim hingga Donghae melepaskan ciumannya tanpa acara pegang-pegang yang biasa dia lakukan untuk menggodanya, eh? Ah~ Youminnie, sepertinya kau tidak mengerti Donghae begitu mencintaimu
“aku duluan” yeoja itu pergi dengan menghentakkan kakinya, keluar Dorm dan memilih menggunakan tangga untuk mencapai Dorm dilantai 11—err… tidak ingin ada yang mendengarnya mengumpat hal-hal kotor di-lift adalah sebab utama-nya
Setelah pintu terbuka, yang pertama dicarinya adalah dapur. “Annyeong, Minnie” tanpa memperdulikan Ryeowook yang menyapanya yeoja itu melangkah cepat mencari kulkas. Hey! seorang Kim Ryeowook kalah dengan pesona sebuah kulkas? JUST A COOL CASE!
BRAKK!!
Ryeowook langsung berlari kedapur saat mendengar suara itu—err… keadaan dapur masih baik-baik saja. Tapi namja itu tersenyum kecil saat mendapati Youmin nenengkulupkan wajahnya diatas meja “waeyo, Minnie?”
Youmin menaikkan kepalanya, menatap namja yang mengelus surai rambutnya dengan air mata yang siap mengalir “Es-krimnya habis, Oppa” Ngomong-ngomong es-krim wajah Ryeowook memerah mengingat adegan beberapa hari yang lalu. Aish, pasti wajahnya memerah sekarang “k-kita beli Es-krim diluar, ne? aku traktir”
Yeoja itu menghapus air yang menggenang dipelupuk matanya, memandang Ryeowook dengan mata yang seolah mengeluarkan sinar “jinjja?” err—jangan lupakan wajahnya yang dimajukan membuat hidung mereka hanya sebatas angin “n-ne” Ah~ lagi-lagi wajah itu memerah sempurna saat bulu mata Youmin menggesek bulu matanya
“Kajja” yeoja itu menarik tangan Ryeowook keluar dapur. Emm—bisakah menghentikan Ryeowook berfikir bahwa ini adalah kencan?
0o0