Desember 2012
“kau senang sekali” wajah Youmin memerah,
tapi tak ada niat sedikitpun untuk menyembunyikannya pada suaminya itu “nanti
siang Kyunnie akan datang”
Senyum menggoda yang tadi ditunjukkan Donghae
memudar, ditatapnya Youmin yang kini menenggelamkan wajahnya didada bidangnya.
Namja itu lagi, ya…
“eh?”
Youmin mendongak, memperhatikan lekuk wajah
Donghae yang kini tidak menatapnya. Meskipun begitu pinggangnya terasa makin
ditarik oleh lengan kokoh itu. “Hae?”
“bukankah kita terlihat sempurna?” ucapnya,
Kini Youmin tau. Obsidian itu tengah memandang cermin yang menutupi satu sisi
ruang tengah. Menampakkan seorang namja yang sedang memeluk yeoja yang
jemarinya –seharusnya- masih berkutat dengan dasi sang namja.
“seharusnya foto wedding kita seperti ini ya,
Hae…” balasan yang seperti biasanya. Yeoja itu selalu seperti itu jika Donghae
sungguh ingin mempunyai keluarga yang sebenarnya. Meskipun itu bukan dengan
Minrin.
“aku akan berangkat” lengan namja itu kembali
tergantung lemas disisinya, namun matanya memandang cincin yang dikenakan
Youmin selagi yeoja itu memasangkan dasinya.
“jangan terlalu lelah, Lee Youmin” ucap
Donghae mengelus lembut surai hitam Youmin “kau takut aku pingsan saat kegiatan
malam kita, ya? Kkk~”
Uh? Bahkan ciuman kalian hanya terjadi di
pesta pernikahan dua hari lalu.
“Kapanpun kau siap, Youminnie” setelah meninggalkan
satu kecupan didahi, Donghae langsung berlalu lagi tanpa menoleh. tanpa melihat
tatapan sendu yang dipancarkan Youmin untuk kaca yang tadi ditatap Donghae
Tentu
saja, Hanya orang bodoh yang tidak menganggap kelakuan kalian itu mencerminkan
keluarga yang sempurna, Lee Donghae.
Tapi…
Cermin.
Berarti tidak nyata.
Benar,
kan?
0o0
“ikut?”
Yeoja itu mengangguk cepat. Semangat sekali, uh?
Oh,
benar. Jika ikut orang polos— atau munafik? itu akan bertemu dengan sang namja
pujaan.
Mungkin
ini akan menyakitkan mengingat Donghae bukan seseorang yang mudah
menyembunyikan Skinship.
Tapi
apa pedulinya?
“Bagaimana
kalau sekalian menginap”
“itu
akan mengganggu mereka” Minrin memajukan bibirnya, membuat Kyuhyun tak sanggup
untuk menolak permintaan yeoja itu “aish, arra. Tapi kalau Hae Hyung dan Minnie
bilang tidak jangan memaksa, ne?”
Wajahnya
menunduk. Cih, mana mau yeoja itu menuruti namja tengil macam Kyuhyun? “aish,
tapi aku juga merindukan hanneul”
“kau
terlalu dekat dengan pelayan itu”
Cup.
Satu
kecupan mendarat dihidung bangir Kyuhyun “tapi dia baik, dan kami cukup dekat”
Kyuhyun tersenyum menanggapinya
Namja
bodoh! Kapan kau mau belajar yeoja itu selalu bisa mendapatkan keinginannya?
Dan keinginannya saat ini hanya satu—
—Lee Donghae-NYA
0o0
“Selamat
Jalan” yeoja itu membungkuk hormat sembari membukakan pintu belakang untuk
tuannya.
“ah,
Hanneul-Ssi”
Deg
Deg
Bodoh!
Bahkan kau melihat namja yang berjarak beberapa centi dari wajahmu itu memeluk
yeoja lain. Istrinya! Haruskah kau masih menunggunya?
“Ye?
Sajangnim?” Senyum diwajahnya tak pudar, menambahkan kesan Elegan dan cantik
meskipun tubuh ramping itu dibalut pakaian maid sederhana yang tak dapat
dipungkiri membuahkan kesan manis padanya
Hey!
Dia memang bukan pelayan biasa, mungkin bisa dibilang hanya dia satu-satunya
‘Putri’ yang mau menjadi pelayan dikeluarga yang bahkan tak lebih kaya darinya.
Dan
Bodohnya, dia tak menyesalinya saat melihat namja itu tersenyum. Senyuman Lee
Donghae memang satu-satunya alasan dia berada disana. Tak peduli apa posisinya
saat ini, yang paling penting baginya adalah Lee Donghae yang tersenyum…
Padanya.
“Bisakah
kau lakukan sesuatu untukku?”
“Ye?”
“Bisakah
kau mencari tahu seberapa dalamnya Istriku mencintai Kyuhyun?”
Bahkan
sekarang kau sudah terbiasa menggunakan kata kepemilikan itu, eh? Lee Donghae?
“bolehkah
aku juga mencari tahu seberapa banyak kau mengingatku, Fishy-ya?” ucapnya lirih
sembari melihat mobil Donghae yang mulai meninggalkan pelataran rumah. Seakan
memberi tahu pada angin…
…Dia
juga ingin dicintai.
Oleh
orang yang 13 tahun lalu berjanji akan selalu mencintainya.
***
Januari 1999
Hanneul POV
“begini juga tak apa”
senyumnya, selalu sama. Membuatku tak bisa memotong apa yang sedang ia
bicarakan
“euh?” dia tak juga
menatapku, pandangannya kini terpaku pada jari kami yang mengait “asalkan aku
tetap bisa menggenggam tanganmu seperti ini,
apapun yang mereka katakan untukmu tak lagi penting”
Senyumnya… kenapa bisa
sesedih itu?
“wae?” hanya itu yang bisa
ku katakan. Lee Donghae, Fishy-ya, Jangan pura-pura tidak percaya lagi. “aku
percaya padamu”
Aku tak menginginkan jawaban
itu, Hae…
“jadi kau tidak mempercayai
matamu?” dia membuang wajahnya. aku tau, dia memang sudah mengetahuinya. Karna
aku membiarkannya melihat semuanya. Sekalipun aku tau dia tak menyukai darah
“mau kuceritakan sesuatu,
Fishy?” aku tak sanggup melihat wajahnya, jadi yang kulakukan hanya menatap
langit yang mendung. Hah, kenapa setiap aku memperhatikan langit, langit itu
tak pernah cerah, ya?
“aku tak benar-benar
dilahirkan. Jika saja percobaan Appa berhasil, aku tak mungkin hidup. Jadi aku
dibuat berguna. Senjata bukanlah hal asing lagi bagiku, Hae. Aku tak pernah
dituntut belajar, aku dituntut untuk mendengar dan mengasah instingku. Dititik
mana aku bisa membunuh sesuatu dengan metode apapun”
Genggamannya menguat. Apa
kau sudah mulai takut padaku, Hae? “siapapun orang itu, asal Appa
menginginkannya. Aku akan mengakhiri hidupnya dengan cepat”
Aku masih tak berani
menatapnya. Hh, Tak biasanya. Meskipun hujan sudah turun, Donghae tak menarikku
berteduh.
Ah benar, aku sedang mencoba
‘mematikan’ hatinya. Mana mungkin dia tersenyum dan menarikku berteduh atau
main hujan?
“aku tak peduli” samar,
mungkin karna air hujan mengenai bibirnya yang berusahan mengatakan hal itu
sedari tadi. Aku mendengarnya. Tapi—
Kenapa jawabanmu selalu
meleset dari keinginanku, Hae?
“aku akan menunggumu, hingga
kau bisa menerimaku yang bahkan tak bisa membunuh seekor burung. Aku berjanji”
“apanya yang berjanji?”
“aku Lee Donghae. Berjanji
akan selalu mencintai Park Hanneul, selamanya”
Aku akan percaya, Hae. Jika
kau yang mengatakannya, hanya jika itu adalah perkataanmu.
Sekalipun aku tak
menginginkannya, aku tetap percaya.
***
lanjut juga ceritanya, hehe. Annyeong!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar