buat part terakhir rate-nya M lagi nih, tapi ini bukan tentang making love, tapi tentang perasaan. apa bedanya? jelas ada bedanya. baca aja deh. makasih ya yang udah baca. Annyeong!!
0o0
“aku-aku akan tidur dikamar Kyuhyun Oppa” kata Minrin saat ia baru akan beranjak tidur—aish, jangan ingatkan dia bahwa sejak insiden dapur dua hari yang lalu dia menolak untuk berada satu ruangan dengan Leeteuk. Ayolah, dia bisa cepat mati kalau mengingat hal yang seperti itu~ “aku dengar, kau dan Kyuhyun akan bertunangan” ucap Leeteuk lirih
Minrin menggigit bibir bawahnya. Ya, siapapun tau keluarga Lee dan Cho mempunyai hubungan dekat. Dan sangat tidak mungkin mereka menikahkan Cho Ahra dengan Donghae karna Ahra tidak pernah ingin suaminya seorang Entertainer—well, mereka juga sangat tau kalau kedua orang itu sedang menjalin hubungan, jadi, apa salahnya? “Maaf…”
Minrin kembali mendudukkan dirinya dikasur Leeteuk, ia menagis. Menangis akan cintanya yang tak mulus. Saat bersama Kyuhyun, ia sangat yakin dirinya mencintai namja berperingai mesum itu. tapi saat bersama Leeteuk, ia yakin bisa mengabaikan semuanya tanpa terkecuali “uljima, Rinnie-ah”
Namja itu tak melihat saat bibir Minrin menyatakan pengakuan cinta tanpa suara. Sedangkan dipojok ruangan Youmin menatap miris—yah, kedua orang itu tak memperhatikannya karna ia sudah dari tadi tertidur disofa kamar Leeteuk. Sepertinya lagi-lagi ia akan melihat adegan LIVE tanpa bisa praktek langsung dengan Donghae. Aish, dimana kameranya disaat penting seperti ini?
“Teukkie Oppa” Yeoja itu mendongak untuk melihat wajah Leeteuk yang memandangnya teduh. Belum sempat Leeteuk menjawab, Minrin telah menyatukan bibir mereka, melumat bibir sintal itu secara bergantian. Well—dengan senang hati yeoja itu membuka mulutnya saat Leeteuk mulai mengeluarkan lidahnya
Saat cinta harus diakhiri. Saat rasa tak lagi dapat dimengerti. Saat itu lah Pembuktian Cinta dilakukan-nya meski ia tau hal ini tak seharusnya terjadi.
Air matanya mengalir. Tapi siapa yang peduli? Mereka dilanda gundah saat ini, membuat air yang terasa asin itu bergabung dengan saliva mereka yang berceceran. Perlahan Minrin mendorong dada Leeteuk, melepaskan tautan mereka dan memindahkan bibirnya menjelajahi leher jenjang namja itu “eugh…”
Leeteuk membiarkan apapun yang dilakukan Minrin. Menikmati setiap sentuhan ragu-ragu namun pasti yang dilakukan yeoja itu pada tubuhnya. Pasrah, eh? “sshh… egh…” desisnya saat yeoja itu mulai meremas kesejatian-nya yang masih terbungkus rapi “biarkan aku, sekali saja” ujar Minrin lirih sebelum mengulum telinga Leeteuk, membuat namja itu lagi-lagi mengerang nikmat
Well—bagaimanapun posisinya namja selalu memegang kendali, Right? Lihat saja tangan Leeteuk yang mulai melepas kemeja Minrin saat yeoja itu sibuk memberi tanda disekitar bahunya yang terbuka “ahh.. O-ohh Oppa” desahnya saat tangan Leeteuk mulai meremas lembut bongkahan didadanya—err… sejak kapan ia topless seperti ini?
Wajah Minrin serasa kabur saat ia menatap Yeoja itu dari jarak dekat. Air matanya sungguh mengganggu, eh?
Merasa tubuh Minrin melemas Leeteuk membalik posisi mereka, matanya memandang sayu kearah yeoja yang wajahnya sudah memerah sempurna “kita hanya teman” ujarnya pelan, menerpakan wangi memabukkan saat nafasnya mengenai bibir yeoja itu. benar mereka hanya teman. Lalu Apa hal ini harus dihentikan?
Yeoja itu memejamkan matanya sejenak.
Sepertinya tidak.
Minrin menarik tengkuk namja diatasnya, mengajak lidahnya berperang disela kegiatan Leeteuk mengelus vaginanya dari luar underware yang dikenakannya “cpk.. ah…” decak saliva yang dipaksa keluar memenuhi ruangan sunyi itu. Yeoja itu melepaskan tautan mereka, memandang Leeteuk sayu sambil melepas cardigan –tanpa memakai kaos- yang dikenakan Leeteuk “ne, kita hanya teman”
Seperti tak membutuhkan jawaban, jemari cekatan namja itu telah menanggalkan material yang tersisa ditubuh kedua-nya. menjelajahi kulit Minrin adalah yang dipilih-nya untuk menambah kenikmatan semu yang didapat yeoja itu juga batinnya. Well—itu tak berlangsung lama karna lidahnya berhenti dinipple Minrin. Menghisapnya kuat dan menggigit kecil benda yang sudah mulai mengeras itu “Eughh… Oppa ahh”
Tak ada ‘game’ yang menarik tanpa ‘sound’, bukan?—see, saat bibirnya sibuk mengemut nipple yang memerah itu bergantian jemarinya memilin klitoris Minrin, memberikan yeoja itu mengerang lebih keras karna titik kenikmatannya dijamah sekaligus.
“Teukkie-ah!” teriak yeoja itu saat klimaks pertamanya keluar. Well—jika Leeteuk menganggap ini permainan antar teman -menurutnya-, mana mungkin yeoja itu hanya pasif menerima semua rangsangan? Maka dari Itu, dengan nafas yang berkejaran Minrin membalikkan posisi mereka “biarkan aku, Oppa” ujarnya dengan suara bergetar. Tidak, jangan pernah berfikir ia sedih karna melakukan hal ini tanpa sebuah ikatan. Ia kecewa karna namja itu sama sekali belum mengucapkan namanya
Bibirnya mulai meraup kejantanan Leeteuk yang memerah “euh… ter-rus ahh.. lebih dalam” racau Leeteuk saat Minrin mulai mengoral junior-nya—hah, sayang sekali Minrin tak melihat tatapan khawatir namja itu saat dirinya mulai memaksakan meraup keseluruhan junior-nya
Tak bisa dipungkiri tubuhnya bergetar saat Minrin menghisap kuat ujung junior-nya, menggesekkan batang kesejatiannya dengan gigi-gigi yang semakin lama semakin pintar memanjakan miliknya dibawah sana—ah~ twinsballnya yang diremas kasar melengkapi semua itu
“Aghh! Riin!!” Minrin tersenyum sambil menelan setengah cairan Leeteuk. Dengar bukan? Namanya dipanggil! Namja itu menyerukan namanya saat ia mendapatkan klimaks pertamanya! Dengan cepat Yoeja itu menyambar bibir Leeteuk, membagi cairan putih itu dengan pemilik-nya
“wae? hhah, ada apa dengan-mu, Rinnie-ah?” ucapnya terbata—Hey! Dia mencintainya, ingat? Dan jangan mengungkit didepannya bahwa yeoja itu –dari sudut pandangnya- sudah memiliki seseorang yang dicintainya
“bersikaplah seolah kau mencintaiku, Oppa. Sekali ini saja” ucapnya sambil memposisikan tubuhnya di tempat yang tepat, untuk menghujamkan tubuhnya terhadap kejantanan Leeteuk yang sangat jelas sudah mengeras.
Karna aku mencintaimu
Leeteuk menarik lengannya yang masih digenggam Minrin, membungkusnya erat dengan kedua tangannya membuat yeoja itu menatapnya bingung. Well—Leeteuk hanya tersenyum dan mengangkat tangan Minrin ke mulutnya dan menunduk mencium ujung jari Minrin “Maaf…” gumamnya di sana.
Karna aku memang selalu mencintaimu
Minrin tersenyum getir, apa namja itu benar-benar menuruti permintaannya, eh? “uljima…” Tanpa foreplay, Minrin menurunkan badannya. Yeoja itu menggigit bibir bawahnya karna rasa perih mendera bagian vitalnya saat kepala junior Leeteuk mulai memasuki dirinya—tapi hal itu tak akan membuatnya berhenti.
Ia hanya ingin yang pertama kali merenggut kevirgin-annya adalah junior besar nan merah itu. bukan lidah ataupun jemari panjang namja itu. Egois? Tak taukah ia Leeteuk cemas akan keadaannya saat ini? siapa yang akan tenang saat seseorang yang dicintainya menahan sakit seperti itu, eh?
Ya, dia memang tidak tau.
Yeoja itu mengerang pelan saat ia menghentakkan tubuhnya kuat, membuat junior Leeteuk tertanam sempurna dalam dirinya. Sakit? Oh, apa darah yang mengalir dari bagian vitalnya bisa berbohong?
Leeteuk menggeram nikmat. Memfokuskan diri agar tidak menyerang yeoja itu dengan brutal dan membiarkan yeoja itu memandu jalannya permainan –sialan- ini.
Apa kau mencintaiku, Rinnie-chagi?
Diremas pelan payudara yeoja itu untuk mengurangi rasa sakit-nya, bibirnya mengulum bibir yeoja dengan lembut “ahgmm” desah Minrin teredam bibir Leeteuk. Merasa pasokan udara mendesak-nya yeoja itu melepas pelan pangutan mereka “kita mulai” ucapnya lembut sambil menaik turunkan badannya dibantu satu tangan Leeteuk
Mencari titik sensitive-nya bukan hal yang sulit karna beberapa saat kemudian yeoja yang sedang me-ride pasangannya itu sudah menggeram nikmat “Oppa.. nee, disana hh, ah~ ooh” racau Minrin menambah kecepatan in-out mereka—tak lama berhenti karna Leeteuk langsung membalik posisi mereka
“let me” Leeteuk kembali menggerakkan pinggulnya—tidak mau orang yang dicintainya mencari kenikmatannya sendiri dan dia hanya bisa menonton dari bawah sana “Oppa, ahh, cepat ohh sshh” well—kata-kata itu bagai perintah untuknya, Leeteuk menambahkan kecepatannya sesekali menggeram nikmat karna juniornya terjepit kuat rectum sempit yeoja itu
Erangan mereka mengakhiri hal ini, Leeteuk memeluk tubuh polos Minrin tanpa mengeluarkan miliknya “tidurlah, Rin. gomawo” ucapnya mengecup kening yeoja itu. Minrin? Yeoja itu tersenyum lirih dalam dekapan Leeteuk—memejamkan matanya berharap ini akan abadi dalam ingatannya. Hey! Dia akan bertunangan, bukankah terlalu muluk mengharapkan hal ini selalu terjadi dalam kenyataan, eh?
Merasa nafas yeoja itu telah stabil -terlelap- Leeteuk merenggangkan pelukannya, mengecup sekilas bibir merah Minrin “Mianhae, saranghae” ucapnya sebelum mengeluarkan miliknya dari hole ketat Minrin—yang membuat yeoja itu mengerang tak nyaman. Hah, kenapa kata-kata itu hanya bisa keluar saat yeoja itu tak mungkin mendengarnya, sih?
Leeteuk menarik selimut untuk menutupi kedua-nya, melirik kearah sofa yang ditempati Youmin untuk mengamati aktifitas mereka “Youminnie, Mianhae” ucapnya lirih namun dapat didengar yeoja itu—well, ruangan sunyi itu tak akan menghalangi setiap kata yang diucapkannya
“seharusnya kau katakan, kau mencintainya Oppa” yeoja itu bangkit dari sofa, menuju Leeteuk yang hanya menunduk sambil memainkan selimut yang menutupi bagian bawahnya. Youmin menepuk bahu polos Leeteuk pelan “ini gak seharusnya terjadi”
Leeteuk mengangkat wajahnya “arrasso” setelah menghela nafas berat Youmin melemparkan kaos Leeteuk yang memang tadi dibawanya dari atas sofa “lakukan apa yang menurutmu baik, Oppa” ucapnya sebelum keluar dari ruangan itu. Oh lihat saja sekarang. Wajah datarnya berubah masam. Haaah… kapan Donghae akan menyentuhya seperti itu~
Dengan mengumpat tertahan Youmin keluar dari ruangan itu—ia masih cukup waras untuk menguncinya dengan kunci duplikat yang khusus hanya dipegang olehnya—bahkan Leeteuk tak mempunyai kunci selengkap dirinya. Namun saat ia melewati kamar Kyuhyun yeoja itu terdiam.
Satu minggu telah terlewat. Dan meskipun Kyuhyun menolak Mobil-nya, namja itu tetap menerima costale game-nya yang dibelikan Donghae waktu itu. dasar maniak game!
Dan satu minggu lagi mereka bertunangan. rasa bersalah membuatnya masuk kedalam kamar tuan muda Cho itu “Kyu?”
Kyuhyun menyambutnya dengan senyum mengembang, ia memeluk tubuh Youmin dan menariknya hingga mereka duduk diatas ranjang Kyuhyun “Lihat, Min. ini indah, kan?” tubuh yeoja itu membeku saat Namja cho itu menunjukkan benda pengikat. Cincin pertunangan Cho Kyuhyun dengan Ahn Minrin.
“aku men-design-nya sendiri, loh” namja itu tersenyum manis—err… oke, itu memang terlihat mesum disaat yang bersamaan
Kyuhyun merebahkan tubuhnya meski matanya tak lepas dari kedua cincin itu “kau melihat Minrin? Aku ingin menunjukkan ini padanya” hatinya mencelos melihat tak ada lagi seringaian yang terlukis disana. Namja ini benar-benar bahagia, eh?
“ah—M-Minrin sedang keluar” otaknya bekerja cepat, dengan sekali hentak Yeoja itu berada diatas Kyuhyun “Kyu Oppa, berjanjilah satu hal denganku”
“mwo?” bingung? Tentu saja. bahkan Youmin tak pernah terlihat serius seperti ini “jangan lepaskan Minrin sedikitpun, jaga cintanya untukmu kalau perlu cepatlah menikah dan tinggal berdua dengannya” Kyuhyun mengenyitkan dahinya bingung. Yeoja itu terlihat panik
“berjanjilah padaku, Kyuhyun Oppa. Jaga dia. Aku sudah menganggapnya sebagai saeng-ku sendiri, yakso’?” Apa-apaan panggilan itu? dari pertama kali mereka bertemu saja yeoja itu tak pernah mau memanggilnya Oppa. Apa imajinasinya terlalu tinggi hingga mendengar Youmin memanggilnya ‘Oppa’ sebanyak dua kali, eh?
mau tak mau Kyuhyun mengangguk. Lagipula mereka akan segera bertunangan, tak ada masalah bukan?
Perlahan Youmin melangkahkan kakinya keluar dari kamar Kyuhyun, membuat namja itu lagi-lagi mengenyit bingung karna sifat yeoja Choi itu jadi aneh—meski memang dari awal juga begitu
Setelah menutup pintu Youmin menghela nafas berat—jika dia menyadari lebih cepat tentang hal ini dia tak akan berbuat sejauh ini. ah, bodohnya dia membiarkan Leeteuk dan Minrin ber—ARGHH!! Kenapa jadi seperti ini? ia jadi tak ada cara lain selain membiarkan hal ini terkikis waktu.
“Mianhae”
Tapi, Bukankah Minrin tak tau jika Leeteuk mencintainya, eh?
Ini akan baik-baik saja karna Kyuhyun pasti bisa mengambil hati Minrin dengan cepat—ah ia jadi ingat namja itu terlalu mesum untuk tidak menyetubuhi Minrin saat pertunangan mereka selesai. Semoga pepatah ‘sex adalah awal dari cinta’ benar adanya, ne?
Seminggu, ya? Sepertinya waktu yang cukup untuk menghilangkan ‘kepemilikan’ Leeteuk atas Minirin—karna untuk selanjutnya ia tak yakin Kyuhyun akan membiarkan Kissmark-nya pudar. Ah~ sepertinya ia punya pekerjaan baru selain membujuk Donghae melakukan ‘itu’ dengannya. Membantu Minrin berjalan—Aish, semoga setelah menikah Kyuhyun menyewa apartemen yang lebih kedap suara.
Mengingat betapa kencangnya suara yeoja itu saat mengerang dan mendesah, Ia tidak yakin akan kuat mendengarnya. Ah, tapi bisa saja Donghae malah terangsang dan ‘menyentuh’nya “aku harus membantu Hae pindah ke-kamar Han-Oppa” ucapnya dengan mata yang melirik kepintu disebelah kamar Kyuhyun
—Aish, bergaul dengan Ryeowook tak menurunkan fantasi liarnya sepertinya. Lihat saja seringai mesum itu lagi-lagi keluar.